Ini Modal RI Buat Jadi Negara Maju & Salip Raksasa Asia

Indonesia memiliki modal untuk menjadi negara maju dan menyalip raksasa-raksasa Asia. Modal itu berupa kekayaan di bidang kelautan, sumber daya alam, serta jumlah populasi yang besar.
“Seharusnya potensi itu bisa dimanfaatkan untuk membuat branding Indonesia sebagai manufacturer of Asia dan mensejahterakan masyarakat,” ujar Ekonom Senior dan Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Emil Salim dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (9/11/2014) malam.
Emil menegaskan, kekayaan alam Indonesia di darat maupun laut sangat unik karena
posisinya yang berada di khatulistiwa. Pemanfaatan potensi tersebut hanya dapat berjalan dengan bekal ilmu pengetahuan.

“Sumber daya alam bukan untuk dieksploitasi tapi harus dikembangkan, misalnya spesies ikan yang unggul harus dikembangbiakkan dan diperkaya,” katanya.
Dia menekankan pentingnya memajukan bidang pendidikan baik di sektor formal maupun informal. Lanjut Emil, pendidikan informal diperlukan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia agar mampu bersaing dengan negara lain dalam waktu dekat.
Hal itu penting guna menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan berlaku pada 1 Januari 2016.

“Kita harus tingkatkan produktivitas pekerja yang saat ini masih di level semi-skilled, jadi harus kasih tancap gas. Pebisnis harus mengembangkan kemampuan pekerja dan diberi insentif fiskal oleh pemerintah. Perkuat pula sekolah kejuruan,” tambah dia.

Sementara itu, lebih jauh tutur Emil, investasi jangka panjang dalam bidang pendidikan tinggi harus tetap dilakukan terutama dalam bidang sains, teknologi, ilmu rekayasa, dan matematika (STEM-Science, Technology, Engineering, and Mathematics).

“Buka bidang itu untuk pengajar asing supaya kita mendapat lompatan pengetahuan. Sementara di bidang sosial tetap kita kembangkan sendiri,” terangnya.

Dijelaskan dia, bonus demografi pada 2030 juga harus dimanfaatkan untuk menyalip raksasa Asia seperti Jepang, China, dan Korea yang memiliki komposisi penduduk menua.
"Kesempatan untuk tancap gas ini mutlak dipakai, karena setelah ini momennya tidak ada lagi,” ucap dia.
Di sisi lain, sambungnya, kualitas penduduk Indonesia saat ini masih jauh dari ideal. Sensus penduduk 2010 menyebutkan dari 50 persen warga Indonesia berusia 25-59 tahun atau sekira 54,8 juta jiwa, hanya mengenyam pendidikan dasar.

Artinya Emil bilang, pemerintah perlu meningkatkan sektor pendidikan informal untuk menghasilkan pekerja yang terampil dan terlatih, melalui berbagai pelatihan bersertifikat.
”Dengan strategi ini, diharapkan dapat membebaskan Indonesia dari jebakan kelas menengah (middle income trap) yang sudah berlangsung selama 20 tahun," harap dia. (Fik/Ndw)

sumber : yahoo.com

No comments

Powered by Blogger.